Sunday, November 25, 2007

¿sıɥʇ pɐǝɹ noʎ uɐɔ

You'll need a mirror to be able to read this entry .. :D

˙ɥɐʍɐq uɐuɐʞ ǝʞ sɐʇɐ ıɹıʞ ıɹɐp ʇnɹn dɐʇǝʇ ɐʎuɐɔɐqɯǝɯ ɐƃƃuıɥǝs ɐʎuɟɐɹƃɐɹɐd uɐunsns ʞnsɐɯɹǝʇ ʞɐpıʇ uɐp 'ɐʎuɟnɹnɥ dɐpɐɥɹǝʇ uɐʞnʞɐlıp ɐʎuɐɥ ıuı "uɐʞılɐqɯǝd" nɐlɐʞ ʞıɐq ɥıqǝl uɐʞɐ uıʞƃunɯ uɐp ˙lɐʇıdɐʞ ɟnɹnɥ ɐpɐd ɐɾɹǝʞǝq ʞɐpıʇ ıuı ɯɐɹƃoɹd ɐʎulɐsıɯ 'ɐʎuɯɐɹƃoɹd uıʞıqɯǝɯ lıɐʇǝp nʇıƃǝq ƃuɐɹnʞ ɹǝɯɯɐɹƃoɹd ıs 'ƃuɐʎɐs
˙˙ɐɥ˙˙ɐɥ 'ɯnɹoɟ nʇɐns ıp ƃuıʇsod nɐʇɐ lıɐɯǝ ɯıɹıƃuǝɯ ɐʎulɐsıɯ uɐƃuǝp uıɐl ƃuɐɹo ɐpɐdǝʞ ƃuǝsı ʇɐnqɹǝq ʞnʇun ɐʎuuɐʞɐunƃƃuǝɯ ɐsıq nʞɐ 'ıuı uɐsılnʇ ʞılɐqɯǝɯ uɐndɯɐɯǝʞ uɐƃuǝp 'ıuı ɥnɐɾǝs
˙nɔnl ˙˙˙ sɐlǝɾ ƃuɐʎ uɐp 'ʞıɹɐuǝɯ 'ɟıʇɐǝɹʞ 'ƃuǝsı ˙ɯnɹoɟ nʇɐns ıp ƃuıʇsod nʇɐs ıɹɐp nlɐl ƃuɐʎ unɥɐʇ ɥɐƃuǝʇǝs ɐɹıʞ-ɐɹıʞ 'lɯʇɥ˙dılɟ/ɯoɔ˙pɐɟʌǝɹ//:dʇʇɥ'ıuı snʇıs uɐʞnɯǝʇ nʞɐ

Anyway, .. sangat bermanfaat menghilangkan stress (atau malah kepala tambah pening membacanya?)

Saturday, November 24, 2007

Freedom (continued)

Freedom is not worth having if it does not connote freedom to err (Mahatma Gandhi)

Aneh juga bagiku kalau mengingat hubungan party dengan freedom seperti kata temanku itu. Apakah membaca jurnal dan referensi merupakan bentuk pengekangan dan belajar adalah wujud penjajahan terhadap kebebasan? Apakah seperti itu pemahaman tentang kemerdekaan, -the ability to act without restraint-? Lebih aneh lagi kalau mengingat apa yang dikatakan temanku yang lain?

Merefer wise word-nya Charles Kingsley yang aku temukan di sebuah situs: There are two freedoms - the false, where a man is free to do what he likes; the true, where he is free to do what he ought, kemerdekaan seharusnya bukanlah merdeka untuk bertindak dengan semerdeka-merdekanya, yang sebebas-bebasnya. ... free to do what he ought, masih ada kewajiban yang membatasi tindakan.

Dalam karikatur yang diberikan teman yang aku ceritakan sebelumnya, bagiku bukanlah sebuah kemerdekaan jika seorang mahasiswa memilih untuk "bebas melupakan kewajibannya". Memang benar kalau waktu yang diperlukan dalam suatu ujian paling lama hanyalah 3 jam, sementara satu semester kurang lebih terdiri dari 24 jam x 30 x 6. Namun begitu, bagiku adalah bunuh diri jika seorang mahasiswa lebih memilih "terkekang" selama 3 jam dan bebas sekehendak hatinya dalam sisa waktu satu semesternya. Bukanlah kemerdekaan jika selanjutnya 3 jam tersebut ternyata adalah awal dari "keterkekangan" berkepanjangan, yang mungkin lebih dari 90% dari seluruh waktu hidupnya. Bagiku, lebih baik "terjajah" selama 10 semester dan "merdeka" selama menempuh ujian hidup yang berkali lipat semester lamanya. Freedom is nothing else but a chance to be better (Albert Camus), freedom is the will to be responsible to ourselves (Nietzsche)

Picture: www.birds-of-prey.org; Wise word: www.quotegarden.com

What students do in their study

Freedom means choosing your burden (Hephzibah Menuhin)

"Hi, do you still have exams to be done?"
"Nop ... why?"
"Ow.. you're already free. How lucky you are!", hmmm... lucky? Free? Aku heran mengapa selesai ujian dikatakan bebas dan beruntung.
"Lucky? What do you mean?"
"I still have one subject to do. Just check out this link!" Kemudian teman Vietnamku tadi memberikan sebuah link alamat sebuah situs internet.

Sesampainya di rumah, kubuka link tersebut dan .. ha.. ha.. it's a nice funny posting. Mungkin bisa menggambarkan apa yang dirasakan oleh sebagian mahasiswa. Kurang lebih isinya adalah seperti ini:

At the beginning of new semester. Kami merasa begitu bahagia, strong, pintar, superior bisa diterima di universitas idaman. Dunia begitu berwarna, ceria mewakili apa yang kami rasakan saat itu. Let's get rumble!

At the first week. Ups.. ternyata banyak yang harus dikerjakan: membaca referensi yang menumpuk, jurnal yang menggunung, assignment yang membanjir, .... it's getting hard, mate.

At the second week. Take an easy, mate! Masih banyak waktu untuk belajar. Jangan terlalu ngoyo. Kita perlu hiburan, jalan-jalan, nonton. Belajar terus justru membuat otak jenuh, beku. Enjoy your life!

Before midterm test. Ah.. paling cuma begitu-begitu aja. Aku pasti bisa. Keep enjoying your time!

During the midterm test. Oh my God! I should read this chapter, ... I should have predicted that it would come out, ... why I didn't notice that paragraph, ... which theory supporting this idea? ... Oughh!

After the midterm test. Freedom ...! Lupakan midterm test. Apapun hasilnya toh itu sudah lewat. Kalaupun jelek, aku masih punya kesempatan memperbaikinya di final test nanti. Just enjoy!

Before the final exam. Don't worry, final test masih lama. Lupakan dulu tentang hal itu ...

Once know the final exam schedule. Oh... what a hell it is! Aku harus menyelesaikan empat subject dalam satu minggu!

Seven days before final exam. Masih lama.. tidur dulu. Pikiran juga butuh istirahat.

Six days before final exam. Keep in rocking man! Segarkan pikiranmu sebelum ia bekerja keras!

Five days before final exam. Masih ada lima hari untuk belajar. Besok baca ini, lusa baca itu, besoknya lagi ngerjain anu .... easy!

Four days before final exam. Apa ya yang harus dipelajari dulu? Mulai dari mana?



Three days before final exam. Aduh.. mata kuliah ini belum... itu belum... anu belum dibaca.... Come on, hurry up .....!

Two days before final exam. Oh ... ternyata materinya banyak sekali. God, help me ...!

One day before final exam. Semuanya jadi serba sulit untuk dipahami. Dasar otak bebal!

The night before the final exam. Ughh.. masih belum baca 5 chapter. Begadang deh gue ..

One hour before the final exam. Come on,.. come on,.. Scan and skim reading are brutally practiced.

During the final exam. Mati aku .............! Lemes .............. lunglai ............ tidak ada yang nyanthol sama sekali. Mengapa kemarin ga baca itu ya? Totally blackout!

After the final exam, during the holiday. It's time to go back to the normal life. Lupakan semua yang telah terjadi. Who cares, let's get party, mate!

Ha.. ha.. ha.., refleksi ini tentu ada hubungannya dengan "Freedom" yang aku maksud dalam tulisan sebelum dan sesudah funny posting ini.

Credit: http://forum.gamevn.com/

Freedom

You have freedom when you're easy in your harness (Robert Frost)

Setelah setahun study di Australia, selain fasilitas yg memang superior dibanding beberapa Universitas di negaraku yang aku tahu, aku memperoleh gambaran perbedaan antara dua budaya yang kadang-kadang membuat dahiku berkerut. Mulai dari gaya fashion mahasiswa yang semaunya, dosen mengajar sambil duduk di atas meja, dan sebagainya. Satu yang paling membuatku heran adalah budaya party setelah masa perkuliahan selesai dan atau setelah exam period berakhir. Secara nalar, aku maklum mungkin pesta tersebut untuk "merayakan" lepasnya beban rutinitas kuliah dan menumpuknya assignment, atau berakhirnya masa-masa saat kami harus suntuk menghapal teori, membaca jurnal dan referensi, dan menganalisa kasus untuk menjawab soal-soal yang diberikan pada saat ujian, yang sebagaimana halnya sistem pendidikan di negaraku, pada umumnya mempunyai bobot besar dalam menentukan keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah.

Yang membuatku heran adalah ... party. Mengapa hal seperti itu harus dirayakan dengan sebuah pesta? Di kalangan mahasiswa dari negaraku, selesainya ujian akan "dirayakan" secara kecil-kecilan dengan, misalnya, menebar tawa dan senyum kemana-mana setelah sebelumnya selalu berwajah serius, lebih enjoy untuk jalan-jalan ke mall, atau paling banter dengan memasang status "Freedom" di Yahoo Messenger yang selama ini menjadi media komunikasi murah meriah di antara kami. Ya... bebas, merdeka, dan kemerdekaan adalah kata-kata yang biasa digunakan untuk merefleksikan apa yang kami rasakan pada saat itu. Dan ternyata, berapapun lebar jurang budaya di antara dua bangsa, kata-kata tersebut mengandung makna yang universal. Ketika aku mendapatkan undangan "End of Exam Party", sebuah senyum dan sepenggal kalimat mengiringi: "It's about freedom, mate". (To be continued)